Di tahun 2015, ada beberapa moment
yang dapat dibilang istimewa bagi kita. Sebagai bangsa Indonesia yang tentunya
dengan potensi besar yang dimiliki Bangsa ini, kita harus mampu bersaing dengan
Negara – Negara Asia lainnyabahkan Dunia. Sehingga taraf Hidup dan
kesejahteraan masyarakat meningkat. Bagi saya pribadi dan Organisasi tahun ini
juga harus berfikir, bagaimana bisa bekerja dengan lebih baik dan professional.
Sedangkan disisi lain, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan
dalam lingkup kelembagaan, SDM pengurus / anggota, dalam rangka mencapai tujuan
dan program Organisasai.
Sebagaimana
Organisasi dan lembaga pada umumnya untuk
dapat mencapai tujuan dan cita – cita Organisasi kedepannya tentu akan
memikirkan tentang 3hal yaitu Kelembagaan, program serta materi dana untuk
keberlangsungannya Organisasi, berkaitan dengan klembagaan tertancap kuat dalam
jiwa saya pribadi dan kawan – kawan segenap pengurus bahwa organisasi ini (
Indonesia Bagoes ) di persembahkan untuk masyarakat pada umumnya dan anggota
agar berguna bagi nusa dan bangsa tanpa menghilangkan nilai – nilai spiritual
religius didalamnya, yang mempunyai nilai – nilai Agama didalam berketuhanan,
karena bertuhan adalah derajat kerohanian manusia yang tertinggi dan mutlak.
Nilai religious ini bersumber pada kepercayaan / keyakinan dan Iman Manusia.
Jadi yang mempunyai nilai itu bukan
hanya suatu yang berwujud benda atau material
saja, akan tetapi sesuatu yang tak berwujud benda atau material itu
dapat mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak statis bagi Manusia.
Secara
tekhnis model organisasi ini adalah
gerakan dengan konsep semangat kebersamaan atau persatuan, bahkan saya tegaskan
bagi pengurus dan segenap anggota IB,
bahwasanya saat ini kita menyatukan visi
dan misi dan membentuk Organisasi sebagai wadahnya berarti kita telah masuk
dalam arena dan dunia pergerakan.
Untuk
mengawal konsep dan gerakan dan organisasi ada dua hal yang perlu kita pahami,
dari sudut pandang material, di Dunia ini setiap benda yang bergerak selalu
memerlikan energy, begitu juga sebaliknya setiap gerak juga menghasilkan energy
dalam bentu sama ataupun berbeda, besar kecilnya energy yang diperlukan juga
tergantung dengan besar kecilnya gerakan, dalam Ilmu fisika, besar kecilnya
energy dipengaruhi oleh masa dan kecepatan. Sedangkan kecepatan sendiri
dipengaruhi oleh waktu dan jarak , ibarat batu besar di dasar sumur atau batu
besar diatas bukit untuk mengentaskan atau menggapainya tentu memerlukan tenaga
yang besar.hal ini perlu disampaikan sebagai dasar dan bahan pemikiran segenap
keluarga besar IB ( Indonesia Bagoes ).
Di dalam
Organisasi jika kita berpegang pada konsep tersebut maka setiap program pastinya
memerlikan energy dan setiap program seharusnya juga menghasilkan energy dalam
bentuk yang sama ataupun berbeda. Dengan cara itulah program dapat berjalan dan
berkesinambungan dan bersinergi.
Dalam
paradigm umum sumber energy dari organisasi yang ke tiga adalah berupa materi
atau modal / dana. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena hamper semua program
membutuhkan modal / dana, sebagai gerakan yang focus pada lingkungan , Social
dan Budaya tentunya membutuhkan sumber
energy yang ke tiga tersebut, dengan berbagai keterbatasan tidak serta merta
gerakan yang dikonsep ini berjalan sesuai target. Masih butuh waktu dan energy
tambahan untuk terus mendorong agar
suatu kesekretariatan benar – benar dapat bergeraksecara mandiri. Karena itu
berbagai upaya harus dilakukan agar mendapatkan sumber energy yang ketiga
tersebut.
Sedangkan
dilihat dari sudut pandang spiritual religious, energy Organisasi akan
terkumpul dengan menguatkan
jama’ah/anggota organisasi, untuk focus pada arah dan tujuan yang sama. Salah
satu contoh adalah di dalam Agama Islam, seorang yang sholat , baik sendirian
ataupun berjama’ah tujuannya sama – sama menghadap Tuhab yang Maha Esa sebagai
sang pencipta Alam dan isinya. Meskipun tujuannya sama ternyata hasilnya
berbeda. Mereka yang sholat dengan berjama’ah atau bersama – sama di berikan
pahala 27 derajat kali,di bandingkan dengan mereka yang melaksanakan ibadah
Sholat sendirian. Dengan kata lain sesuatau yang dilakukan bersama – sama
energy yang dihasilkan pun lebih besar. Disinilah
dapat di lihat antara Imam dan Jama’ah saling bersinergi,antara pemimpin dan
anggota saling menguatkan.
Sedangkan
dalam konteks spiritual religious dalam
beragama dan berketuhanan yang pertama adalah memperbaiki tatanan masyarakat
dan meratakan keadilan Sosial. Sedangkan untuk memperbaiki sendi pertama dalam
Sosial masyarakat adalah jiwa seseorang. Di dalam Agama di tanamkan terlebih
dahulu jiwa pribadi Manusia adalah rasa Iman dan keyakinan yang tingkat
kebenarannya adalah mutlak Hakiki dan statis. Lalu dengan keimanan itu
mengakibatkan rasa kasih sayang dan sifat keutamaan lainya. Kesadaran pribadi seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
Esa,Manusia, Alam sekitar dan kedudukan dirinya ditengah semua itu, disanalah
sumber keadilan Sosial. Jadi bukan hanya mementingkan terpenuhinya kebutuhan
material dalam masyarakat tapi juga memfokuskan pada spiritual jiwa yang
merupakan kunci kesejahteraan.
Dari sudut
pandang inilah keluarga besar IB, harus memahami bahwa tujuan utama Organisasi
walaupun bersifat umum Sosial kemasyarakatan tetapi tetap mempertahankan nilai
– nilai spiritual sebagai nilai yang tertinggi kerohanian Manusia. Oleh karena
itu kita harus selalu berusaha agar
memperoleh energy yang memadahi untuk bergerak dan menggerakkan Masyarakat.
Secara umum usaha lahir dan usaha batin ( spiritual ), dengan demikian
berapapun kebutuhan kita akan energy pastinya dengan mudah terpenuhi. Mari
bergerak, Bismillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar